Minggu, 13 Desember 2009

Sri Mulyani Mentahkan Tuduhan yang Dilontarkan Bambang Soesatyo

JAKARTA - Departemen Keuangan membuktikan janjinya untuk membuka bukti kunci guna mementahkan tuduhan yang dilontarkan Bambang Soesatyo, anggota Pansus Hak Angket Bank Century dari Fraksi Partai Golkar. Dalam rekaman video rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) terlihat jelas tidak ada Robert Tantular dalam ruang rapat.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pihaknya merasa perlu menyampaikan bantahan untuk meluruskan tuduhan bernada fitnah yang dilontarkan Bambang Soesatyo. ''Saya menyatakan, saya tidak pernah melakukan komunikasi dalam bentuk apa pun, tidak pernah telepon, ditelepon, tidak kenal, dan tidak pernah bertemu seorang bernama Rober Tantular,'' ujarnya saat konferensi pers di Departemen Keuangan kemarin (13/12).

Untuk membuktikan pernyataan tersebut, rekaman video rapat KSSK pun diputar. Video itu merupakan bagian akhir dari total rekaman rapat yang dimulai pukul 00.12 hingga 04.30 pagi 21 November 2008. Rapat tersebut diikuti 30-35 orang dari Depkeu, BI, LPS, dan beberapa pihak terkait. Di bagian akhir ada brainstorming bahwa semua pihak terkait dipersilakan mengungkapkan pendapat.

Karena merupakan bagian akhir rapat, beberapa peserta rapat sudah terlihat meninggalkan ruang. Beberapa kursi kosong. Di depan hanya tampak Sri Mulyani. Sementara Boediono (saat itu gubernur Bank Indonesia) tidak terlihat dalam akhir rekaman karena tengah ke kamar kecil.

#-----------Maaf....iklan bentar yach...-------------#



#-----------------Terima kasih---------------------#


Pada bagian rapat itulah terdapat pernyataan Agus Martowardojo (Dirut Bank Mandiri) yang dua kali menyebut nama Robert Tantular. Ucapan Agus Marto tersebut kemudian direspons Sri Mulyani yang menyebut nama Rober Tantular satu kali.

Setelah itu, Marsillam Simanjuntak (ketua UKP3R yang ditunjuk sebagai liaison officer Presiden SBY) menyahut. Suara Marsillam inilah yang sebelumnya disebut Bambang Soesatyo sebagai suara Robert Tantular. Dalam video tersebut terlihat jelas yang berbicara adalah Marsillam (selengkapnya baca grafis).

Beberapa bagian dari rekaman tersebut, baik yang berbentuk video maupun audio, memang tidak terdengar jelas. Karena rapat sudah hampir berakhir, beberapa peserta rapat tidak lagi menyalakan mik di depannya saat berbicara, termasuk Sri Mulyani saat menyebut nama Robert Tantular. Saat itu Sri Mulyani terlihat lelah dan bersandar ke kursi.

Dalam konferensi pers kemarin Sri Mulyani melontarkan kritik keras kepada Bambang Soesatyo. Dia menyebut, langkah Bambang yang memublikasikan dokumen transkrip sebelum diklarifikasi merupakan keterangan palsu dan sebuah penyelewengan seorang anggota Pansus Hak Angket Bank Century. ''Mudah-mudahan dapat diluruskan dan saya berharap tidak menyesatkan kita semua karena itu fitnah keji,'' tegasnya.

Menurut Sri Mulyani, pihaknya, termasuk masyarakat, berharap agar proses investigasi Bank Century berjalan objektif, adil, dan transparan. Yang juga penting, lanjutnya, kredibel dan tidak dimuati motif politik yang kotor dan bahkan secara sistematis menuju pada character assassination atau pembunuhan karakter. ''Terutama kepada pejabat publik yang insya Allah melakukan pekerjaan dengan benar,'' katanya.

Sri Mulyani juga menyebut, tuduhan bahwa dirinya berkomunikasi dengan Robert Tantular dalam rapat pengambilan keputusan penyelamatan Bank Century merupakan suatu hal yang aneh. ''Apalagi sampai 4 jam, (tuduhan) itu menggelikan,'' sebutnya.

Tidak hanya itu, Sri Mulyani tampaknya tidak akan berhenti sampai di situ saja. Karena menganggap tuduhan Bambang sebagai fitnah dan pembunuhan karakter, maka tindakan hukum pun akan diambil. ''Soal apakah saya akan mempermasalahkan (tindakan Bambang Soesatyo), proses selanjutnya seperti yang dikatakan Kabiro (Bantuan) Hukum (Depkeu) kemarin,'' ujarnya.

Sebelumnya, Kabiro Bantuan Hukum Depkeu Indra Surya menyatakan, pihaknya sudah mempersiapkan langkah hukum untuk memperkarakan Bambang Soesatyo. Tuntutan dilakukan karena Bambang sudah dianggap melakukan pencemaran nama baik maupun perbuatan tidak menyenangkan. ''Itu pidana. Kita bisa pakai (KUHP) pasal 310 ayat 1 dan 2, atau bisa juga pasal 335 ayat 1,'' jelasnya.

Di sisi lain, Marsillam Simanjuntak yang suaranya disangka sebagai suara Robert Tantular juga angkat bicara. Menurut dia, rekaman video tersebut merupakan bukti tak terbantahkan bahwa dirinyalah yang berbicara, bukan Robert Tantular. ''Bisa lihat sendiri kan, itu wajah saya atau Robert Tantular?'' ucapnya setengah bertanya.

Wimar Witoelar yang kemarin hadir sebagai moderator dalam konferensi pers mengatakan, pemutaran rekaman rapat KSSK merupakan upaya menjernihkan kerancuan yang telanjur terjadi di masyaralat akibat pernyataan Bambang Soesatyo. ''Menkeu tidak perlu belas kasihan. Tapi, saya iba kalau kita kehilangan moralitas,'' ujarnya.

#-----------Maaf....iklan bentar yach...-------------#



#-----------------Terima kasih---------------------#

Sementara itu, Raden Pardede yang saat itu menjabat sekretaris KSSK mengakui, pada malam itu Robert Tantular memang ada di gedung Depkeu, tapi tidak ada di ruang rapat KSSK. ''Rapat dilakukan di lantai 3, di ruang rapat besar Menkeu. Sedangkan Robert Tantular bersama manajemen Bank Century lain ada di ruang sebelah (ruang konferensi pers) di lantai mezzanine,'' jelasnya.

Untuk memberikan penegasan, seusai konferensi pers wartawan diajak menuju ruang tempat Robert Tantular berada dan tempat ruang rapat KSSK di gedung Depkeu. Menurut Raden, keberadaan Robert Tantular bersama manajemen Bank Century sengaja dibawa oleh Bank Indonesia, untuk mengantisipasi berbagai keputusan yang akan diambil terhadap Bank Century.

Raden mengatakan, prosedur pembahasan KSSK memang memungkinkan untuk mengambil alih bank yang dinyatakan gagal dan berpotensi sistemik. Pengambilalihan tersebut, lanjut dia, mekanismenya bisa membutuhkan tanda tangan pemilik (Robert Tantular) ataupun tanpa tanda tangan. ''Waktu itu kan keputusannya akhirnya diambil paksa, di mana seluruh saham pemilik menjadi tidak ada. Karena berdasar UU LPS, mereka bisa lakukan itu,'' ujarnya.

Sebagai sekretaris KSSK, Raden merupakan salah seorang yang mengikuti rapat sepanjang malam hingga pagi 21 November 2008. Karena itu, berbagai hal tentang rapat bisa diingatnya dengan cukup rinci.

Dia pun membeber mengapa Menkeu menyebut nama Robert Tantular. Menurut dia, ucapan tersebut merupakan respons atas pernyataan Agus Martowardojo yang memberi masukan tentang bagaimana seharusnya pemerintah bersikap atas Robert Tantular, khususnya penanganan terhadap nasabah kecil maupun besar. ''Jadi, (pernyataan Menkeu) itu hanya merespons Pak Agus,'' katanya.

Terkait pernyataan tentang rapat tertutup, menurut Raden, itu saran Marsillam kepada anggota KSSK. Yakni, Menkeu Sri Mulyani, Gubernur BI saat itu Boediono, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Rudjito, serta sekretaris KSSK. Mereka diminta melakukan pertemuan lanjutan di ruang tertutup. Dengan demikian, peserta rapat lain yang masih ada di ruang rapat saat itu tidak perlu keluar.

''Karena itu, Pak Marsillam bilang, kita (peserta rapat yang bukan anggota KSSK) gak usah keluar ya, yang mau rapat tertutup (anggota KSSK) yang pindah (ke ruang lebih kecil) .... hanya 4-5 orang kan, bisa nggak?'..." jelasnya.

Bahkan, lanjut dia, setelah rapat selesai pun, tidak ada anggota KSSK yang bertemu Robert Tantular ataupun manajemen Bank Century. Raden menyebut, begitu diambil keputusan bahwa Bank Century diselamatkan oleh LPS, operasional penanganan diserahkan oleh KSSK kepada LPS. ''Jadi, mungkin saja orang LPS yang kemudian bertemu Robert Tantular untuk menjelaskan hasil rapat,'' ujarnya.

Sebelumnya, Wapres Boediono merasa prihatin dengan beredarnya rekaman rapat KSSK yang dikesankan sebagai persekongkolan antara KSSK dan direksi Bank Century dalam menyelamatkan bank tersebut dengan alasan sistemik. Rekaman yang beredar itu bahkan dibumbui komentar direksi Bank Century mengintervensi KSSK dengan mengusulkan alasan penyelamatan bank yang ketika itu tengah dilanda kesulitan likuiditas.

Dia membantah bahwa pemegang saham Bank Century Robert Tantular hadir dalam rapat KSSK yang memutuskan penyelamatan bank tersebut pada 20-21 November 2008. Karena itu, Boediono membantah tegas bahwa Robert telah mengintervensi Menkeu Sri Mulyani Indrawati dalam penyelamatan Bank Century.

Wapres juga meyakini seluruh langkah dan keputusan untuk menyelamatkan Bank Century sudah tepat dalam mengatasi masalah saat itu. ''Tujuannya, mengatasi situasi yang memang gawat saat itu. Dan, saya pribadi siap mempertanggungjawabkan di dunia maupun akhirat atas keputusan itu,'' katanya.

Boediono menyatakan tak menyesal telah mengambil keputusan untuk menyelamatkan Bank Century. Sebab, langkah tersebut membuat perekonomian Indonesia selamat dari pengaruh krisis finansial global. ''Saya merasa sangat bahagia bisa membawa Indonesia melewati masa krisis dengan hasil yang sebaik-baiknya, dengan dampak seminim mungkin bagi rakyat kita,'' tuturnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2009 @ Bojonegoro POS